Youtube free
- Get link
- X
- Other Apps
- Get link
- X
- Other Apps
Jakarta-Anak Jalanan banyak di kenal dengan kehidupan jalanannya, yang adalah merupakan anak-anak yang biasa dan selalu menghabiskan semua waktunya di jalanan. mereka berasal dari kedua orang tua yang juga adalah merupakan orang-orang Jalanan, mereka hidup dan bertempat tinggal dijalanan. Sementara itu ada juga anak jalanan yang masih memiliki atau mempunyai hubungan dengan keluarga, tetapi mereka biasa dan selalu juga menghabiskan waktu mereka dijalanan, dan hanya pulang dalam waktu beberapa bulan satu kali untuk menemui keluaraga mereka, dikarenakan mereka memiliki/ mempunyai kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup dijalanan(kegiatan ekonomi), mereka hidup sangat kekurangan, dan ditambah lagi dengan banyaknya berbagai bentuk keterbatasan untuk kelangsungan hidup mereka.
Saat berada di jalanan, yang tidak hanya sebagai sebatas jalan, tetapi juga sebagai batas jalur transportasi umum serta fasilitas tempat-tempat umum seperti pertokoan, taman-taman kota, pasar, stasiun, serta terminal, Anak-anak jalanan tersebut selalu melakukan aktifitas ekonomi, seperti mengasong, menyemir sepatu, mengamen, menjadi kernet, serta menjadi kuli pasar, atau pun pekerjaan-pekerjaan apa saja, yang dapat dilakukan oleh anak jalanan, yang berpotensi untuk dapat menghasilkan uang.
* Pendidikan untuk anak-anak jalanan ...
Tidak semua orang memandang rendah kehidupan jalanan, masih ada banyak juga warga masyarakat yang peduli untuk ikut menolong, serta membantu para anak jalanan yang berprofesi, antara lain para pengamen, pengasong hingga pengemis, dan bentuk dari bantuan yang sering kali disalurkan kepada anak-anak jalanan tersebut, adalah seperti bantuan dalam pendidikan, untuk anak-anak jalanan, yang kurang mampu untuk dapat menuntut ilmu, dikarenakan adanya tuntutan biaya pendidikan.
Pemerintah dan para relawan juga memperbanyak panti-panti sosial, atau lembaga sosial nirlaba serta lembaga-lembaga yang tidak komersil, yang menampung, mendidik, dan memelihara anak-anak jalanan yang terlantar, anak-anak yatim, dan yatim piatu, agar dapat memperkecil anak-anak jalanan yang tidak mempunyai tempat tinggal, dan anak-anak yang bertempat tinggal di jalanan.
* Anak-anak jalanan rawan kejahatan ...
Anak-anak yang berada di jalanan tetapi mereka tidak melakukan aktivitas ekonomi, namun mereka kerap kali melakukan prilaku tindakan negatif, untuk mendapatkan atau menghasilkan uang seperti halnya, mencuri, memalak, merampok, dan tindakan prilaku para anak jalanan tersebut sudah dapat dikategorikan, sebagai prilaku kriminal, bukan lagi sebagai aktivitas ekonomi.
Beberapa anak jalanan yang juga memiliki aktivitas ekonomi apabila melakukan tindakan prilaku kriminal, hal tersebutlah yang kemudian telah membentuk pandangan yang sangat negatif di mata masyarakat, terhadap anak-anak jalanan tersebut sehingga masyarakat merasa sangat terganggu dengan kehadiran anak-anak jalanan, dan oleh karena itu anak jalanan haruslah dapat melakukan perubahan, mereka harus dapat hidup layak dengan pendidikan, agar mereka dapat selalu berpeluang untuk mengubah nasib mereka.
Sebenarnya jalanan bukanlah tempat yang aman bagi anak-anak jalanan itu sendiri, Hidup dan besar di jalanan adalah penuh dengan resiko, yang antara lainnya adalah dieksploitasi, dipalak, ditodong, dan bahkan mendapatkan pelecehan serta kekerasan seksual yang tidak dapat dihindari, karena kehidupan di jalanan tak ubahnya seperti hukum rimba, Siapa yang kuat dialah berkuasa, Bahkan di ungkapkan bahwa anak jalanan dapat bertahan paling lama dua hari selamat dari resiko pelecehan seksual, dan yang lebih menyedihkan lagi, anak jalanan perempuanlah yang paling sering mendapat resiko pelecehan seksual, mereka yang lebih sering terlihat berpakaian kumal, berambut gondrong, dengan tubuh yang dihiasi dengan gambar (tato), yang adalah merupakan cara anak jalanan menampilkan diri di samping menenggak minuman keras, berjudi dan pemakaian narkoba adalah salah satu kebiasaan yang dilakukan selama di jalan. Alasan yang diberikan adalah melupakan masalah.
* Kelompok anak-anak jalanan
Anak-anak jalanan ada terbagi-bagi dalam beberapa kelompok ...
1. Anak yang putus hubungan dengan keluarganya, tidak bersekolah, dan hidup di jalanan (childen the street).
2. Anak yang berhubungan tidak teratur dengan keluarganya, tidak bersekolah, tetapi kembali kepada orang tuanya seminggu sekali, dua minggu sekali, atau sebulan sekali, yang biasanya disebut dengan anak yang bekerja di jalanan (children on th street).
3. Anak yang masih bersekolah, atau sudah tidak bersekolah, kategori ini masuk dalam kelompok anak yang rentan menjadi anak jalanan (vulnerable to be street children).
4. Anak-anak jalanan yang berusia diatas 16 tahun. Mereka berada di jalanan untuk mencari pekerjaan. Pada umumnya anak-anak tersebut sudah lulus SD bahkan ada yang lulus SLTP. Biasanya mereka adalah kelompok anak-anak urban yang mengikuti orang tua atau saudaranya ke kota.
Anak jalanan memang lah sangat perlu memperoleh perhatian dari semua jajaran yang ada di masyarakat. Barangkali yang lebih perlu diperhatikan adalah anak-anak jalanan, yang dapat muncul dengan sangat terpaksa karena mereka ini pada hakekatnya, telah kehilangan hak secara fisik, psikologis, serta ekonomi dan prilaku sosialnya.
- Tindakan prilaku sosial anak-anak jalanan dapat meliputi ...
* Prilaku sosial anak jalanan sangatlah dipengaruhi oleh lingkungan sekitar atau tempat mereka tinggal serta pergaulan mereka
* Prilaku sosial anak jalanan yang selalu berada dalam situasi yang begitu peka, rentan, serta sensitif, dalam segi perkembangan, fisik, mental, sosial, bahkan nyawa mereka, yang melalui stimulasi tindakan kekerasan terus menerus, terbentuklah sebuah nilai-nilai baru yang lebih cenderung mengedepankan kekerasan sebagai cara untuk mempertahankan hidup di jalanan.
* Upaya pencegahan tindak dan prilaku anak-anak jalanan, serta meningkatkan kepedulian diantara anak-anak jalanan
Anak-anak jalanan dengan keunikan sendiri, juga mempunyai kerangka budaya sendiri, seperti simbol, tradisi, mitos, serta sistim nilai, yang memiliki tindak komunikasi yang berbeda dengan anak-anak yang normal pada umumnya. Komunikasi dalam kebiasaan anak-anak jalanan dapat menjelaskan tentang proses, pola, prilaku, gaya, serta bahasa sehari-hari yang digunakan oleh mereka.
Sudut-sudut pandang tersebut akan nampak jelas terlihat manakala mereka berkomunikasi, dengan sesama teman, keluarga, petugas keamanan dan ketertiban,pengurus rumah singgah, atau lembaga pemerintah. Anak jalanan yang sudah menetap dan terbiasa dalam lingkungan rumah singgah, dengan anak jalanan yang masih belum tenang dan teratur (“liar”), memiliki tindakan dan prilaku yang berbeda dan cara berkomunikasi yang berbeda pula, dengan adanya partisipasi
atau ikut sertanya masyarakat sangatlah membantu, dan sudah dapat terlihat bentuk keterlibatan masyarakat dalam mengatasi masalah anak-anak jalanan, keterlibatan atau ikut sertanya masyarakat dalam mengatasi masalah anak-anak jalanan, dapat terlihat dengan adanya panti-panti atau Rumah Perlidungan Sosial Anak yang didirikan dan berdasarkan gagasan atau inisiatif masyarakat yang dikelola secara swadaya.
Sedangkan upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah kota, yaitu dengan membentuk tim kerja sama, yang dilakukan oleh Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Satpol PP, Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak, Dinas ketenagakerjaan, Dinas PMD, untuk dapat bersama-sama menyuarakan dan ikut mendukung program agar anak-anak jalanan tersebut, dapat tinggal di rumah singgah, serta memberikan ketrampilan, dan bahkan juga pekerjaan bagi anak-anak jalanan tersebut, setelah mereka dapat menyelesaikan pendidikan yang diberikan oleh pemerintah kota secara gratis.
Sangatlah diharapkan untuk adanya kerja sama dengan pihak lain, agar dapat menunjang kelancaran proses pelaksanaan, program penanganan anak jalanan, sehingga tujuan lembaga atau organisasi-organisasi tersebut, dapat lebih cepat terwujud.(mcl75)
Comments
Post a Comment